• (0274) 391007, 391288
  • rsudwonosari06@gmail.com

TALK SHOW EDUKASI KESEHATAN TENTANG TINGKATKAN KEPEDULIAN , STOP RESISTENSI ANTIMIKROBA


Unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit terus gencar melakukan edukasi kesehatan ke masyarakat dengan melakukan Talk Show  Edukasi Kesehatan secara live streaming di studio mini RSUD Wonosari. Kali ini (Kamis, 27/11)  dalam rangka "Pekan Kesadaran Antimikroba Sedunia 2021"maka menampilkan topik tentang  Tingkatkan Kepedulian Stop Resistensi Anti Mikroba. Narasumber acara adalah apoteker RSUD Wonosari Arifianti Piskana Susilowati, M.Clin,Pharm, Apt. Acara dipandu oleh Sri Martiasih, S.Kep, Ners dari Unit Pendidikan Latihan. 

Berikut garis besar materi talk show:

World Health Organization (WHO) menetapkantanggal 18 – 24 November sebagai Pekan Peduli Antimikroba Sedunia (World Antimicrobial Awarness Week). Untuk tahun 2021 ini tema yang diambil adalah Spread AwarenessStop Resistance (Tingkatkan kepedulian, Stop Resistensi Antimikroba).

WHO sudah menetapkan bahwa resistensi antimikroba termasuk dalam 10 besar masalah kesehatan global. Resistensia ntimikroba dapat menyebabkan infeksi semakin sulit diobati, serta meningkatkan risiko penyebaran penyakit, peningkatan keparahan penyakit, dan kematian.

Pekan Peduli Antimikroba Seduniaini bertujuan untukmeningkatkan kepedulian akan resistensi antimikroba. Sejak tahun ini, istilah antimikroba, alih-alih antibiotik, dipilih untuk merepresentasikan cakupan obat yang lebih luas. Golongan antimikroba mencakup obat-obat antibiotik (untukmembunuhbakteri), antivirus, antiparasit, dan antijamur.

Jadi antibiotika itu sendiri merupakan salah satu bagian dari antimikroba. Antibiotik digunakan untuk membunuh bakteri.

Dalam penggunaan obat-obat golongan antimikroba, salah satu isu yang krusial adalah resistensi obat. Persoalan resistensi obat antibiotik sudah menjadi masalah sejak lama. Namun, akhir-akhir ini permasalahan resistensi ini bertambah dengan terjadinya resistensi obat antivirus, antiparasit, dan antijamur (WHO, 2020).

Resistensi obat antimikroba adalah keadaan saat bakteri, virus, jamur, dan parasit mengalami perubahan seiring dengan waktu, sehingga tidak lagi merespons obat-obatan yang dirancang untuk membunuh mikroba-mikroba  tersebut (WHO, 2020).

Penyebab terjadinya resistensi :

  1. Overuse penggunaan antibiotic
  2. Antibiotik tidak dihabiskan (under use)
  3. Penggunaan antibiotic dalam peternakan dan pertanian
  4. Pengendalian infeksi yang rendah
  5. Kurangnya kebersihan /sanitasi
  6. Penemuan antibitika baru yang lambat

Bagaimana cara kita mencegah resistensi antimikroba?

  1. Hanya menggunakan obat antimikroba (termasukantibiotik) jika diresepkan oleh dokter.

Jangan mengonsumsi antimikroba, termasuk antibiotik, kecuali mendapat resep dari dokter. Tidak semua penyakit membutuhkan obat antimikroba. Untuk memutuskan antimikroba yang perlu dikonsumsi, pasien harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Pengobatan sendiri (swamedikasi) dengan antimikroba tanpa berkonsultasi dengan dokter dapat menyebabkan ketidaktepatan pengobatan. Sebagai contoh, ketika kita sedang pilek, bisa jadi penyebabnya adalah virus influenza atau justru penyebabnya bukan mikroba sama sekali (seperti alergi).

Pemberian antimikroba yang tidak tepat dapat memicu resistensi. COVID-19 juga penyakit akibat virus. Virus tidak mati dengan antibiotik karena antibiotik dirancang untuk membunuh bakteri.

  1. Mengonsumsi obat antimikroba yang diberikan dengan resep dokter sesuai dengan petunjuk dokter sampai habis.

Apabila dokter meresepkan obat-obat antimikroba, obat tersebut harus dikonsumsi sampai habis dan sesuai dengan petunjuk dokter, bahkan ketika gejala sudah tidak dirasakan lagi.  Kita juga dapat berkonsultasi denganapoteker yang menyerahkan obat untuk bertanya lebih lanjut tentang penggunaan obat antimikroba yang diresepkan oleh dokter.

1. Tidak mengulang konsumsi antimikroba tanpa anjuran dokter

Apabila obat antimikroba yang diresepkan oleh dokter sudah habis, pasien tidak boleh membeli sendiri obat tersebut untuk dikonsumsi kembali. Jika pengobatan sudah selesai tetapi masih merasakan gejala sakit maka sebaiknya berkonsultasi kembali dengan dokter.

2. Tidak menghentikan sendiri pengobatan antimikroba yang diresepkan oleh dokter

Jika adahal-hal yang tidak nyaman dirasakan selama menggunakan obat antimikroba, segera kembali ke dokter untuk melaporkan ketidaknyamanan tersebut. Dokte rmungkin perlu memeriksa dan mengganti pilihan antimikroba sesuai dengan kebutuhan.

3. Menjaga kebersihan dan sering mencuci tangan

Menjaga kebersihan serta sering mencucitangan menggunakan air mengalir dan sabun dapat mencegah penyebaran kuman seperti bakteri dan virus tanpa harus menggunakan obat.

Apa yang bisa dilakukan masyarakat untuk ikut ambil peran dalam mencegah resistensi.

  1. Cerdas menggunakan obat. Selalu ketahui   Lima O sebelum menggunakan obat
    1. Obat ini apa kandungannya
    2. Obat ini apa kegunaannya
    3. Obat ini berapa dosisnya
    4. Obat ini bagaimana menggunakannya
    5. Obat ini apa efek sampingnya
  2. Mengerti dan memahami bahwa antibiotika/ antimikroba bukan obat untuk mencegah infeksi atau obat untuk mempercepat kesembuhan. Obat tersebut dipergunakan untuk mengobati jika kita terkena infeksi saja. (kecuali pencegahan pada Tindakan operasi saja).
  3. Say No To Antibiotic pada kasus
    1. Saat Common Colds (batuk,pilek)
    2. Saat diare tanpa darah
  4. Selalu tanyakan ke dokter saat periksa : apa nama sakitnya, apa yang harus dilakukan dan jika mendapat antibiotik tanyakan apa infeksi yang dialami. Kita ke dokter bukan untuk sekedar minta obat saja, sehingga bisa ikut ambil peran aktif saat berobat termasuk bijak dalam menggunakan antibiotika.

Menekan laju resistensi antimikroba sangat memerlukan dukungan dan peran masyarakat. Masyarakat perlu mengerti dan memahami risiko resistensi ini sehingga bisa turut ambil porsi yang besar dalam pengobatan yang bijak dan rasional.

Semoga acara ini memberi manfaat bagi masyarakat Gunungkidul.

          

          

(UPKRS, 2021) 

 

  • By admin
  • 27 November 2021
  • 17

Berita Terbaru


RSUD Wonosari Ambil Bagian dalam Gerakan Jumat Bersih: Wujud Nyata Peduli Lingkungan

Wonosari, 13 Juni 2025 – RSUD Wonosari turut berpartisipasi aktif…

RSUD Wonosari Lakukan Studi Tiru Pelayanan Stroke ke RSA UGM: Menuju Layanan Stroke Terpadu dan Responsif

Yogyakarta, 12/06/25 – Dalam upaya meningkatkan kualitas dan kecepatan penanganan…

RSUD Wonosari Gelar Workshop Update INA-CBGs dan Strategi Klaim BPJS

Wonosari, 10/06/25 – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari menggelar…

RSUD Wonosari Laksanakan Penyembelihan Hewan Kurban di Momen Idul Adha 1446 H

Wonosari, 9 Juni 2025 — Dalam rangka merayakan Hari Raya…

RSUD Wonosari Gelar Sosialisasi KTR dan Edukasi Bahaya Rokok dalam Rangka Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2025

Wonosari, 31/05/25 – Dalam rangka memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia…