TALK SHOW RADIO SWARA DHAKSINARGA DENGAN TOPIK "NYERI BOYOK"
Kegiatan edukasi kesehatan melalui radio swaradhaksinarga 89.9 FM terus berlanjut. Siaran radio atau live streaming di Radio swara dhaksinarga sudah menjadi hal yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Gunungkidul. Setiap Rabu jam 12. 00 sd 13.00 serasa menjadi acara "rutinitas" bagi pendengar radio swara dhaksinarga maupun youtube Dhaksinarga TV. Bahkan pendengar ada yang complain jika libur siaran. Upaya unit promosi kesehatan rumah sakit untuk menjadikan siaran radio ini disukai oleh masyarakaat rasa-rasanya "hampir menjadi kenyataan".
Rabu (24/02) kemarin mengambil topik "nyeri boyok" dengan mengundang dr. Sili Puti Adisti, Sp.N, seorang dokter ahli syaraf yang berpraktek di RSUD Wonosari. Dokter yang masih muda ini menjelaskan dengan sangat runtut tentang nyeri boyok ini. Dari perbedaan nyeri jaringan dan nyeri syaraf, obat yang berbeda antara nyeri jaringan dan nyeri syaraf sampai penggunaan kasur yang "ergonomis' dijelaskan oleh dr. Adisti. Yang menarik sang dokter sangat faham dengan istilah-istilah yang sering dipakai warga Gunungkidul. Misalnya ketika menjelaskan perbedaan ciri nyeri jaringan dan nyeri syaraf , dijelaskan istilah cekut-cekut, kemeng, linu untuk nyeri jaringan dan istilah jimpe-jimpe, mar ,panas seperti terbakar untuk nyeri syaraf. Kosa kata tersebut adalah biasa digunakan oleh masyarakat Gunkid sehingga pendengar mudah memahami apa yang dijelaskan.
Nyeri syaraf sesungguhnyalah hanya sekitar 15 % dari populasi penderita nyeri. Sedangkan sisanya adalah nyeri jaringan. Masyarakat merasa setiap nyeri dikatakan sebagai "syaraf kejepit" atau istilah medisnya HNP (Hernia Nucleus Purpose). Mereka kelihatan lega jika dikatakan syaraf kejepit, padahal jika syaraf kejepit justru berbahaya. Oleh karena itu pola hidup dengan rajin olahraga adalah salah satu cara mengurangi munculnya nyeri. Otot yang kuat cenderung dapat dibentuk sedangkan tulang cenderung stagnan. Oleh karena itu exercise dan yoga menjadi terapi mudah untuk menghindarkan nyeri boyok.
Acara cukup meriah karena ada banyak pertanyaan dari pendengar. Meskipun acara tidak secara live streaming tetapi tak mengurangi ketertarikan masyarakat untuk berinteraktif.
Semoga acara talk show ini semakin dicintai masyarakat Gunungkidul sebagai sebuah acara yang berkualitas mendidik kesehatan .
(UPKRS, 2021)
- By admin
- 25 Februari 2021
- 17