• (0274) 391007, 391288
  • rsudwonosari06@gmail.com

LINGKAR PINGGANG LEBIH DARI 90 CM, PREDIKTOR PENYAKIT KARDIOVASKULER DAN DIABETES


Unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) kembali melakukan edukasi kesehatan kepada pengunjung RSUD Wonosari. Salah satu sasaran PKRS sesuai dengan Permenkes No 44 Tahun 2018 adalah pada pasien/keluarga pasien, pengunjung Rumah Sakit, SDM Rumah Sakit dan Masyarakat Sekitar Rumah Sakit. Unit PKRS secara gencar terus melakukan edukasi Kesehatan pada para pengunjung . Hal ini bertujuan agar pengunjung dapat merubah perilaku dari perilaku tidak sehat ke perilaku sehat sehingga dapat dicegah terhadap munculnya penyakit.
 

Kali ini (26/1) Unit PKRS melakukan edukasi pada pengunjung Klinik Penyakit Dalam . Topik yang secara rutin disampaikan adalah Hand Hygiene, Etika Batuk, Etika Berkunjung di RSUD Wonosari dan seputar Penyakit Hipertensi (penyakit terbanyak diderita pengunjung). Namun kali ini secara khusus PKRS juga menyampaikan masalah Bahaya Lingkar Pinggang yang berlebih. 
 

Bila ukurannya melebihi 80 cm, sebaiknya jangan disepelekan. Kondisi ini bisa dijadikan indikator  berisiko mengalami sindroma metabolik, sebagai gejala penyakit-penyakit berkaitan dengan kegemukan, seperti jantung koroner dan diabetes melitus.

Pada wanita Asia, secara medis ukuran pinggang ideal sebaiknya tidak lebih dari  80cm, sedangkan pada pria ukurannya tidak lebih dari 90 cm.

Mengapa lingkar pinggang penting diperhatikan? Sebab, distribusi lemak tubuh yang paling dominan adalah pada perut, pinggang dan pinggul. Pasalnya, jaringan lemak lebih banyak di perut, sehingga ‘deposit’-nya lebih banyak di bagian tersebut. Nah, jika lemak sudah menumpuk di tubuh bagian tengah, umumnya dapat terjadi obesitas abdonimal (sentral).

Kondisi ini lebih berbahaya, ketimbang obesitas keseluruhan, karena bagian perut merupakan sentral atau pusat fungsi organ-organ tubuh. Jika bagian sentral terganggu, otomatis dapat mengganggu sistem metabolisme tubuh.

Salah satu cara untuk mengurangi Lingkar Pinggang adalah mengurangi porsi makan nasi putih dari 3x sehari menjadi 2x sehari. Sedangkan pada porsi yang ketiga diganti dengan nasi merah, singkong , nasi thiwul dsb. Hal ini disebabkan  karena  index glikemik nasi merah, singkong dan nasi thiwul lebih rendah daripada nasi putih. Intinya adalah mengganti sumber karbohidrat tidak hanya dari nasi putih.
Acara berlangsung menyenangkan dan meriah, banyak pengunjung yang bertanya masalah ini.

(PKRS)

 

  • By admin
  • 27 Januari 2019
  • 17

Berita Terbaru


RSUD Wonosari Laksanakan Penyembelihan Hewan Kurban di Momen Idul Adha 1446 H

Wonosari, 9 Juni 2025 — Dalam rangka merayakan Hari Raya…

RSUD Wonosari Gelar Sosialisasi KTR dan Edukasi Bahaya Rokok dalam Rangka Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2025

Wonosari, 31/05/25 – Dalam rangka memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia…

Mentoring dan Visitasi Program Pengampuan Kesehatan Jiwa RSUP Dr. Sardjito di RSUD Wonosari

Wonosari, 28 Mei 2025 – RSUD Wonosari menerima kunjungan tim…

Kementerian Kesehatan Lakukan Pendampingan Perencanaan dan Pelaksanaan DAK 2024/2025 di RSUD Wonosari

Wonosari, 27 Mei 2025 – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui…

Acara Perpisahan PIDGI Periode IV/2024 & Penyambutan PIDGI Periode II/2025 di RSUD Wonosari

Wonosari, 16/5/2025, RSUD Wonosari menggelar acara perpisahan PIDGI (Perhimpunan Dokter…