LINGKAR PINGGANG LEBIH DARI 90 CM, PREDIKTOR PENYAKIT KARDIOVASKULER DAN DIABETES
Unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) kembali melakukan edukasi kesehatan kepada pengunjung RSUD Wonosari. Salah satu sasaran PKRS sesuai dengan Permenkes No 44 Tahun 2018 adalah pada pasien/keluarga pasien, pengunjung Rumah Sakit, SDM Rumah Sakit dan Masyarakat Sekitar Rumah Sakit. Unit PKRS secara gencar terus melakukan edukasi Kesehatan pada para pengunjung . Hal ini bertujuan agar pengunjung dapat merubah perilaku dari perilaku tidak sehat ke perilaku sehat sehingga dapat dicegah terhadap munculnya penyakit.
Kali ini (26/1) Unit PKRS melakukan edukasi pada pengunjung Klinik Penyakit Dalam . Topik yang secara rutin disampaikan adalah Hand Hygiene, Etika Batuk, Etika Berkunjung di RSUD Wonosari dan seputar Penyakit Hipertensi (penyakit terbanyak diderita pengunjung). Namun kali ini secara khusus PKRS juga menyampaikan masalah Bahaya Lingkar Pinggang yang berlebih.
Bila ukurannya melebihi 80 cm, sebaiknya jangan disepelekan. Kondisi ini bisa dijadikan indikator berisiko mengalami sindroma metabolik, sebagai gejala penyakit-penyakit berkaitan dengan kegemukan, seperti jantung koroner dan diabetes melitus.
Pada wanita Asia, secara medis ukuran pinggang ideal sebaiknya tidak lebih dari 80cm, sedangkan pada pria ukurannya tidak lebih dari 90 cm.
Mengapa lingkar pinggang penting diperhatikan? Sebab, distribusi lemak tubuh yang paling dominan adalah pada perut, pinggang dan pinggul. Pasalnya, jaringan lemak lebih banyak di perut, sehingga ‘deposit’-nya lebih banyak di bagian tersebut. Nah, jika lemak sudah menumpuk di tubuh bagian tengah, umumnya dapat terjadi obesitas abdonimal (sentral).
Kondisi ini lebih berbahaya, ketimbang obesitas keseluruhan, karena bagian perut merupakan sentral atau pusat fungsi organ-organ tubuh. Jika bagian sentral terganggu, otomatis dapat mengganggu sistem metabolisme tubuh.
Salah satu cara untuk mengurangi Lingkar Pinggang adalah mengurangi porsi makan nasi putih dari 3x sehari menjadi 2x sehari. Sedangkan pada porsi yang ketiga diganti dengan nasi merah, singkong , nasi thiwul dsb. Hal ini disebabkan karena index glikemik nasi merah, singkong dan nasi thiwul lebih rendah daripada nasi putih. Intinya adalah mengganti sumber karbohidrat tidak hanya dari nasi putih.
Acara berlangsung menyenangkan dan meriah, banyak pengunjung yang bertanya masalah ini.
(PKRS)
- By admin
- 27 Januari 2019
- 17