Menkes: Warga Gunungkidul Kena Antraks karena Makan Daging Sapi Mati Mendadak
Puluhan orang di Gunung Kidul positif antraks. Kementerian Kesehatan pun menerjunkan tim. Menkes Terawan mengungkapkan alasan warga terserang antraks. "Ini langsung tim saya ke sana. Tim saya ke sana. Memang di sana diperkirakan memang sporanya ada di sana. Jadi kita akan terus lakukan kebetulan ya dirjen saya juga ke sana," kata Menkes Terawan Agus Putranto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (16/1/2020).
Terawan mengatakan timnya telah melakukan pemeriksaan kepada warga. Antibiotik, kata dia, juga telah diberikan kepada warga yang terserang antraks.
"Jadi kita langsung mewaspadai semua, mengecek. Obatnya ya antibiotik. Sekarang baru dilakukan antibiotik. Memang obatnya antibiotik. Karena itu bakteri," ujarnya. Dia mengungkapkan, terpaparnya antraks lantaran warga memakan daging sapi yang mati mendadak. Terawan pun berharap ke depan warga lebih waspada. "Karena semua kena karena makan daging sapi yang mati mendadak ya. Kalau ndak makan itu ya ndak ketularan, tapi karena makan ya," kata Terawan.
Lebih lanjut, Terawan mengaku tak mengetahui berapa lama penanganan terhadap warga yang terserang antraks. Sebab, hal itu bergantung dari tingkat keparahan yang diderita.
"Ya tergantung dia kena ya pada posisi apa? Apakah kulit saja atau sampai pernapasan atau apa kan harus diagnosa tidak dapat sembarangan," tuturnya.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul menyebut hasil uji sampel di daerah terpapar antraks telah keluar. Hasilnya, 27 warga Dusun Ngrejek Wetan, Desa Gombang, Kecamatan Ponjong positif.
Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Sumitro mengatakan, bahwa pada tanggal 4 Januari pihaknya menemukan 540 orang terpapar antraks. Jumlah itu terdiri dari 2 Dusun yakni, Dusun Ngrejek Wetan dan Dusun Ngrejek Kulon, Desa Gombang, Kecamatan Ponjong.
Sedangkan di Kecamatan Semanu, Dinkes menemukan 64 orang yang terpapar antraks karena mengkonsumsi daging dari sapi yang mati mendadak di Desa Gombang. Karena itu, Dinkes mengambil 65 sampel baik darah dan usap luka untuk diuji laboratorium. "Dari yang ratusan orang itu, 87 menunjukkan gejala klinis, yang diambil darahnya 54 orang dan yang diambil swipe lukanya 11 orang," katanya saat ditemui di Desa Logandeng, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, Rabu (16/1/2020).
"Nah, hasil uji sampelnya sudah keluar dan yang positif antraks ada 27 orang. Kalau yang diambil swipe luka hasilnya negatif (antraks)," imbuh Sumitro.
- By admin
- 17 Januari 2020
- 17