Waspada DM! Yuk Cegah Bersama.
Menjaga tubuh memanglah sangat penting, salah satunya yaitu menjaga kadar gula darah tetap stabil. Namun pada kenyataannya penderita penyakit Diabetes Melitus di Indonesia masih sangat banyak. Bahkan di tahun 2021, Indonesia menduduki peringkat lima dengan penderita Diabetes Melitus terbanyak di dunia.
Diabetes Melitus adalah suatu gangguan metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah akibat kerusakan pada sekresi insulin dan kerja insulin.
Bila kadar gula darah terlalu tinggi, penderita dapat mengalami komplikasi serius yang dapat menyebabkan kematian. Gejalanya yakni kadar gula saat pengetesan 200 mg/dL atau lebih, badan lemas hingga pingsan, semakin sering buang air kecil yang menyebabkan terjadinya dehidrasi, serta mudah merasa lapar dan haus.
Beberapa faktor penyebab penyakit ini antara lain :
1. Usia
Dengan pertambahan usia, seseorang akan lebih beresiko terserang penyakit diabetes.
2. Berat Badan
Berat badan yang lebih dari BMI (>25) atau kelebihan berat badan lebih dari 20% meningkatkan resiko terkena DM.
3. Riwayat Keluarga
Sekitar 40% penderita diabetes terlahir dari keluarga yang terkena Diabetes, dan 60-90% kembar identik merupakan penyandang Diabetes.
4. Obesitas
Obesitas dapat menurunkan jumlah reseptor insulin di dalam tubuh. Insulin yang tersedia tidak efektif dalam meningkatkan efek metabolik.
5. Gaya Hidup
Sering mengkonsumsi makanan cepat saji, kurang melakukan olahraga, dan minum minuman bersoda merupakan faktor pemicu terjadinya diabetes mellitus.
6. Riwayat Diabetes Pada Kehamilan (Gestasional)
Memiliki riwayat Diabetes Gestasional pada ibu hamil dapat meningkatkan resiko terkena diabetes baik saat masa kehamilan maupun saat melahirkan bayi yang beratnya lebih dari 4.5 kg.
Tanda dan gejala yang perlu diwaspadai yaitu:
- Poliuria (air kencing keluar banyak) dan polydipsia (rasa haus yang berlebihan) yang disebabkan karena konsentrasi zat yang tinggi akibat kadar glukosa yang meningkat.
- Polifagia (rasa lapar yang berlebih) yang terjadi karena glukosuria yang menyebabkan keseimbangan kalori negatif.
- Keletihan (rasa cepat lelah) dan kelemahan yang disebabkan penggunaan glukosa oleh sel menurun.
- Kulit kering, lesi kulit atau luka yang lambat sembunyi, dan rasa gatal pada kulit.
- Sakit kepala, mengantuk, dan gangguan pada aktivitas disebabkan oleh kadar glukosa intrasel yang rendah.
- Kram pada otot, iritabilitas, serta emosi yang labil akibat ketidakseimbangan elektrolit.
- Gangguan penglihatan seperti pemandangan kabur yang disebabkan oleh pembengkakan akibat glukosa.
- Sensasi kesemutan atau kebas di tangan dan kaki yang disebabkan kerusakan jaringan saraf.
- Gangguan rasa nyeri pada abdomen yang disebabkan karena neuropati otonom yang menimbulkan konstipasi.
- Mual, diare, dan konstipasi yang disebabkan karena dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit serta neuropati otonom.
Hal-hal yang dianjurkan kepada masyarakat penderita diabetes yakni cek kesehatan seperti periksa tekanan darah, periksa gula darah secara teratur, tidak merokok, istirahat yang cukup, mengelola stress dengan baik dan benar, makan dengan diet yang takaran gizinya seimbang, mengkonsultasikan diet yang sesuai dengan dokter atau ahli gizi, dan jika mengonsumsi obat diabetes atau insulin dianjurkan menggunakannya di sekitar waktu makan.
Tips Agar Terhindar Dari Penyakit Diabetes
- Terus bergerak.
- Beralih mengkonsumsi gandum dan konsumsi biji-bijian.
- Makan buah-buahan dan sayuran.
- Ganti konsumsi daging merah dengan kedelai.
- Hindari minuman manis.
- Kurangi stress.
- Tidur cukup.
- Tidak merokok.
- Cek tekanan darah secara rutin
Kontributor: Aulia Zahro Novitasari, S.Kep.,Ns (Kepala Unit PKRS), Salma Salsabila (Mahasiswa Promosi Kesehatan Poltekes Karya Husada), Nur Amalia Mardyani Sabarno (Mahasiswa Promosi Kesehatan Poltekes Karya Husada)
Referensi:
American Pregnancy Association (2021). Gestational Diabetes.
Kowalak, J. P. (2011). Buku ajar patofisiologi / editor, Jennifer P. Kowalak, William Welsh, Brenna Mayer ; alih bahasa, Andry Hartono ; editor edisi bahasa Indonesia, Renata Komalasari, Anastasi Onny Tampubolon, Monica Ester. Jakarta: EGC.
Smeltzer Suzanne C., Bare Brenda G., Hinkle Janice L., Cheever Kerry H. (2013). Keperawatan medikal bedah Brunner & Suddarth ed. 12; alih bahasa: Devi Yulianti, Amelia Kimin; editor edisi Bahasa Indonesia: Eka Anisa Mardella. Jakarta: EGC.
Andra, S. N. (2013). KMB 2: Keperawatan medikal bedah, keperawatan dewasa teori dan contoh askep. Yogyakarta: Nuha Medika.
- By admin
- 22 November 2022
- 17