• (0274) 391007, 391288
  • rsudwonosari06@gmail.com

FAQ: Yang Sering Ditanyakan saat Tranfusi Darah


1. Mengapa harus membayar jika memerlukan tranfusi darah?

Jawaban : Biaya yang dikeluarkan perkantong darah sebenarnya adalah biaya penggantian pengolahan darah atau yang dikenal dengan nama “BPPD”. Biaya ini diperlukan salah satunya untuk melakukan pemeriksaan-pemeriksaan skrining Infeksi menular lewat tranfusi darah (IMLTD) yatiu Hepatitis B, Hepatitis C, HIV dan Sifilis sehingga darah yang dihasilkan aman bagi pasien yang akan menerima tranfusi darah. Biaya penggantian pengolahan darah juga diperlukan untuk pengelolaan darah demi mempertahankan kondisinya tetap sama seperti saat berada dalam tubuh kita sehingga mmeberikan kemanfaatan bagi pasien yang menerima transfusi darah. Jika memiliki kartu jaminan kesehatan, maka BPPD akan ditanggung oleh lembaga penjamin kesehatan sesuai ketentuan yang berlaku.

 

2. Kenapa kalau membutuhkan darah, harus menunggu lama?

Jawaban : Sebelum darah dapat ditranfusikan, maka ada pemeriksaan pra-transfusi yang harus dilakukan untuk menilai kecocokan/kompatibilitas antara darah donor dan darah pasien yang akan ditranfusikan. Pemeriksaan ini terdiri atas pemeriksaan Golongan darah dan pemeriksaan uji silang serasi/crossmatch antara darah donor dan darah pasien. Pemeriksaan ini dilakukan dalam rangka mengupayakan keamanan dan keselamatan pasien yang mendapatkan tranfusi darah

 

3. Apakah mungkin saya mengalami reaksi saat atau sesudah tranfusi darah?

Jawaban : mayoritas tranfusi darah tidak menimbulkan reaksi tranfusi, akan tetapi tetap ada kemungkinan kecil terjadi reaksi tranfusi dari mulai gejala alergi ringan hingga reaksi transfusi yang berat. Reaksi tranfusi jika dilakukan tatalaksana segera dengan baik dapat diatasi dan diharapkan tidak menimbulkan risiko kesakitan lebih lanjut. Jika mengalami perubahan gejala atau tanda selama atau sesaat setelah transfusi, misal gatal-gatal, pusing, demam, mual, muntah ataupun gejala dan tanda lainnya segera laporkan kepada petugas kesehatan yang merawat untuk segera dilakukan penilaian apakah gejala yang timbul merupakan reaksi transfusi atau bukan dan dapat segera dilakukan tatalaksana lebih lanjut.

 

4. Apakah keluarga pasien boleh memesan dan mengambil darah sendiri di unit Bank Darah Rumah Sakit?

Jawaban : untuk menjamin keamanan dan kualitas darah selama proses distribusi darah maka kegiatan distribusi darah harus dilakukan dengan memperhatikan prinsip sistem rantai dingin dan sistem tertutup. Sistem rantai dingin yaitu selama proses distribusi darah, darah harus senantiasa dijaga dalam kondisi suhu sesuai dengan suhu simpan darah sesuai komponen darah yang didistribusikan. Sedangkan sistem tertutup adalah distribusi darah hanya dilakukan oleh petugas rumah sakit yang memiliki pengetahuan mengenai keamanan distribusi darah.

Penulis : dr. Nafida Justica Sofiana, Sp.PK

  1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah
  2. WHO, 2015. Blood safety and availability. who.int/mediacentre/factsheets,
  • By admin
  • 04 Maret 2024
  • 17

Berita Terbaru


Meningkatkan Kesehatan Melalui Kebersihan Tangan

Setiap tanggal 5 Mei, kita merayakan Hand Hygiene Day sebagai…

MENU SAHUR DAN BERBUKA PUASA YANG SEHAT

Sahabat, selama menjalankan ibadah puasa tentu kita perlu memperhatikan pilihan…

Hari Perempuan Internasional 2024 ‘Berinvestasi pada Perempuan: Mempercepat Kemajuan’

Hari Perempuan Internasional (International Women's Day atau IWD) siap dirayakan…

FAQ: Yang Sering Ditanyakan saat Tranfusi Darah

1. Mengapa harus membayar jika memerlukan tranfusi darah? Jawaban :…