• (0274) 391007, 391288
  • rsudwonosari06@gmail.com

Keluarga Sebagai Agen Pertama Pencegahan Stunting


Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 diperingati setiap tanggal 29 Juni 2024. Peringatan ini merupakan pengingat bagi seluruh masyarakat Indonesia akan pentingnya keluarga bagi bangsa dan negara. Sebagai institusi terkecil dalam masyarakat, keluarga bisa menjadi pondasi penting awal pembentukan generasi Indonesia yang sehat. Keluarga memegang  peran  yang  sangat  penting  dalam  penanganan  stunting  pada  anak-anak. Keluarga memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa anak-anak mendapatkan  gizi  yang  cukup  dan  stimulasi  yang  tepat  untuk  pertumbuhan  dan  perkembangan yang optimal. Hal-hal berikut ini bisa dilakukan mulai dari keluarga kita di rumah dalam rangka menjadikan keluarga sebagai agen pencegahan stunting :

1. Menjaga Pola Makan Bergizi

Mengkonsumsi makanan yang bergizi setiap harinya adalah perilaku hidup sehat yang sangat penting. Dengan menjaga pola makan, kesehatan tubuh akan terdampak secara signifikan. Keluarga dapat memulai dengan memberikan contoh yang baik dalam memilih makanan bergizi dan tinggi akan protein. Untuk melakukan hal ini, seluruh anggota keluarga bisa membiasakan makan bersama di waktu tertentu. Hidangan yang ada di meja makan juga sebaiknya makanan memenuhi kebutuhan gizi harian dan bervariasi sehingga mencegah anak dalam mengkonsumsi makanan tertentu saja.

Jika ada Ibu hamil dalam anggota keluarga maka peran keluarga inti untuk mendukung dan  memenuhi  kebutuhan  gizi  dan tinggi protein sejak  hamil. Mengingatkan Ibu hamil untuk mengkonsumsi secara rutin Tablet Tambah Darah (TTD). Memenuhi gizi tinggi protein dan mengkonsumsi tablet tambah darah secara rutin sejak masa kehamilan dan menyusui adalah tindakan pencegahan yang ampuh untuk mencegah stunting. Jika ada bayi di dalam keluarga maka peran keluarga untuk memberikan MPASI yang begizi dan kaya protein hewani untuk bayi yang berusia diatas 6 bulan. Dengan demikian, pemenuhan protein hewani tidak terputus dari persiapan Ibu hamil, melahirkan, menyusui dan hingga anak menjadi balita.

2. Mendukung Pemberian ASI Ekslusif 6 Bulan

Peran keluarga untuk mendukung Ibu memberikan  ASI  Eksklusif  sampai  bayi  berusia  6  bulan sangatlah penting. Veronika  Scherbaum,  ahli  nutrisi  dari  Universitas Hohenheim, Jerman, menyatakan ASI ternyata berpotensi mengurangi peluang stunting pada anak berkat kandungan gizi mikro dan makro pada ASI.  Dukungan pertama yang bisa diberikan kepada Ibu menyusui yaitu dengan memperbanyak informasi terkait pentingnya ASI dan menyusui, menyediakan gizi yang baik bagi ibu menyususi, membantu pekerjaan rumah sehingga Ibu menyusui dapat memiliki istirahat yang cukup. Dengan demikian Ibu menyusui dapat memproduksi ASI yang melimpah untuk bayi. 

3. Terus Memantau Tumbuh Kembang Anak

Keluarga yang memiliki anak usia 0-5 tahun diharapkan untuk terus memantau tumbuh kembang anak, salah satunya dengan cara mengikuti posyandu. POSYANDU adalah singkatan dari Pos Pelayanan Terpadu, sebuah program kesehatan dasar yang ditujukan untuk memantau dan meningkatkan kesehatan masyarakat, khususnya pada kelompok balita (anak usia 0-5 tahun) dan ibu hamil di Indonesia. Dengan rutin mengikuti kegiatan posyandu anak akan dilakukan penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, pengukuran lingkar kepala anak, deteksi perkembangan anak, pemantauan status imunisasi anak, pemantauan terhadap tindakan orang tua tentang pola asuh yang dilakukan pada anak, pemantauan yang berkaitan dengan permasalahan balita, dan lain sebagainya. Sehingga tumbuh kembang anak terpantau, tercatat, dan dievaluasi. Jika ditemukan permasalahan pada tumbuh kembang anak, kader posyandu akan melaporkan pada Fasyankes terdekat dan diharapkan anak tidak terlambat dalam penanganan lebih lanjut.

4. Menjaga Kebersihan Dan Akses Air Bersih Di Rumah

Penelitian  menunjukkan  bahwa  akses  terbatas  terhadap  air  bersih  dapat  meningkatkan risiko anak mengalami stunting. Di   samping   itu,   fasilitas   sanitasi   yang   tidak   memadai,   seperti kekurangan  jamban  yang  layak  dapat  memperburuk  kondisi  ini.  Anak-anak  yang  tidak memiliki  akses  mudah  ke  toilet  yang  bersih  dan  aman  lebih  rentan  terhadap  infeksi  dan penyakit, yang pada akhirnya dapat berkontribusi pada terjadinya stunting. Praktik  sanitasi  sehari-hari  juga  memainkan  peran  penting  dalam  mencegah  stunting. Oleh  karena  itu,  keluarga perlu menekankan  mengenai pentingnya mencuci tangan dengan sabun, mengelola limbah, dan praktik sanitasi lainnya yang dapat menjaga kebersihan dan kesehatan anak-anak.

5. Tidak Merokok

Kenapa tidak merokok bisa mencegah stunting? Rokok telah menjadi persentase pengeluaran keluarga terbesar kedua sebanyak 11,9% baik di perkotaan maupun di pedesaan dibandingkan untuk mereka yang mengkonsumsi makanan bergizi seperti telur, daging, dan ayam. Jika tidak ada pengeluaran untuk rokok tentunya dana itu bisa dialihkan untuk beli protein hewani yang sangat dibutuhkan oleh anak-anak untuk tumbuh supaya tidak stunting. Perwakilan dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia  Dr. Feni Fitriani Taufik menjelaskan penelitian pada bayi dengan tiga kelompok bayi yang dilahirkan yakni dari ibu yang tidak merokok, ibu yang jadi perokok pasif, dan ibu perokok aktif. Hasilnya didapatkan bahwa pada plasenta bayi dengan ibu perokok aktif dan pasif itu sama-sama ditemukan nikotin. Kemudian dari waktu lahir pun panjang badan dan berat badan bayi jauh lebih kecil dan lebih pendek dibandingkan dengan bayi yang lahir dari ibu yang tidak merokok.

Jika anda menyayangi keluarga dan ingin berhenti merokok, Kementerian Kesehatan memiliki layanan konseling berhenti merokok gratis. Layanan ini untuk mempermudah bagi siapa saja yang ingin berhenti merokok namun karena alasan tertentu belum bisa datang ke fasilitas kesehatan untuk konsultasi. Layanan ini dinamakan Quit Line Berhenti Merokok yang dapat diakses melalui nomor telepon 0-800-177-6565 pada hari Senin-Sabtu pukul 08.00 s.d 16.00 WIB. Diharapkan, layanan tersebut dapat membantu mereka yang ingin berhenti merokok tetapi memiliki keterbatasan akses dan waktu.

 

Kontributor : Siti Shofiah, S.Kep.,Ns

Reference :

Ask The Scientist. 19 Healthy Family Habits to Try Mayo Clinic Health System. Healthy habits for families Government of South Australia. Diakses pada 2024.

Disfungsi Peran Keluarga: Studi Stunting pada Balita di Tanjungpinang Timur, Kota Tanjungpinang,Kepulauan Riau. SOSMANIORA (Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora) Vol. 2 No. 2 (Juni 2023) 204-21 . https://journal.literasisains.id/index.php/sosmaniora/article/view/1941/1049

PERAN   SANITASI   SEHAT   DALAM   PENCEGAHAN   STUNTING: TINJAUAN LITERATUR BERDASARKAN HEALTH BELIEF MODEL Volume 5, Nomor 1, Maret2024  https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jkt/article/view/25383/17910

Pajanan Rokok Sebabkan Anak jadi Stunting https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20230607/3243179/pajanan-rokok-sebabkan-anak-jadi-stunting/

  • By admin
  • 01 Juli 2024
  • 17

Berita Terbaru


Aktivitas Fisik: Langkah Kecil Menuju Hidup Sehat dan Bahagia

Pernahkah Anda merasa stres, mudah lelah, atau sulit tidur? Mungkin…

Lebaran Aman dan Nyaman: Tips Mencegah Risiko Infeksi!

Hari Raya Idul Fitri merupakan momen istimewa untuk berkumpul bersama…

Tips Menjaga Kesehatan di Hari Raya Idul Fitri

Hari Raya Idul Fitri identik dengan tradisi makan bersama keluarga,…

Manfaat Persalinan dengan Bidan

Persalinan adalah proses yang penting dalam kehidupan seorang Ibu. Salah…

Mpox: Ancaman Baru dalam Dunia Kesehatan Global

Tahukah sahabat, masyarakat Indonesia baru-baru ini dihebohkan oleh wabah Mpox,…